[MOVIE REVIEW] 3 Days to Kill
Barangkali Anda sudah familier dengan seorang Luc Besson. Lewat film-film yang digarapnya, maupun yang ditulisnya, seperti Taken, Colombiana, dan The Family, nada maupun ritme dari penceritaan film-film tersebut rata-rata sama. Bagaimana dengan 3 Days to Kill? Tidak ada yang berbeda. Cenderung sama saja. Namun, hasilnya cukup memuaskan.
Berkisah tentang seorang agen rahasia CIA, Ethan Renner
(Kevin Costner) yang sedang dalam pengejaran terhadap The Wolf (Richard Sammel),
dibantu asistennya, The Albino (Tómas Lemarquis), yang akan menjual senjata api
ilegal kepada sekelompok teroris di sebuah hotel di Paris. Nasib buruk
menghampiri. Agen lainnya yang mendampingi Ethan, Yasmin (Maï Anh Le), ternyata
dikenali oleh The Albino, dan terbongkarlah misi Ethan. Ketika akhirnya sang
target utama, The Wolf, berada di hadapannya dan tinggal dibekuk, perlahan
kanker otak yang menyerang Ethan membuatnya tak mampu bergerak lebih jauh lagi
dan pingsan di tempat, membiarkan The Wolf kabur dari genggamannya. Dan, kabar
buruk lain menghampiri. Jangka waktu yang tersisa bagi Ethan untuk hidup,
menurut diagnosa dokter, adalah 3-5 bulan—dan Ethan bukan lagi seorang agen
rahasia CIA.
Bertekad untuk memperbaiki hubungannya yang renggang
antara istri, Christine (Connie Nielsen), dan anak perempuannya, Zooey (Hailee
Steinfeld), Ethan menghubungi kembali istrinya. Tekad Ethan perlahan-lahan dikabulkan
oleh Christine dengan berjanji untuk tidak lagi bekerja dengan CIA. Namun, Vivi Delay
(Amber Heard), seorang agen rahasia CIA yang lain, “memaksa” Ethan untuk
kembali melanjutkan pekerjaannya menangkap The Wolf—dengan ganti sebuah obat
eksperimen yang dikatakan mampu memperpanjang umur Ethan di dunia. Bergulirlah
kisah Ethan yang berada di ambang batas dilema, dibayang-bayangi oleh perjanjiannya
dengan Christine.
Baiklah. Menyaksikan 3 Days to Kill, tentu saja,
tidak lepas dari pesona yang ditebar oleh Amber Heard lewat karakter Vivi yang
seksi, cermat, dan menggoda. 3 Days to Kill akan terasa tidak begitu
oke, jika tiada kehadiran dari Amber Heard. Pesonanya yang paling kuat dan
mencuri perhatian penonton. Kevin Costner? Costner berhasil memerankan sosok
seorang ayah yang begitu ingin memperbaiki hubungannya dengan keluarga. Pemain
pendukung seperti, Steinfeld dan Nielsen pun berakting baik dan mampu
menciptakan chemistry yang kuat dengan Costner. Aspek drama yang coba
dikembangkan berhasil melibatkan emosi penonton untuk bermain di dalamnya,
didukung performa trio Costner-Steinfeld-Nielsen. Dan, sayangnya, jika
dibandingkan dengan aspek aksinya, aspek dramanya lebih menonjol jauuuhhh.
Meskipun lebih menonjol, namun sepanjang film berjalan, Nesson masih tetap
mengingat misi yang diemban Ethan, sehingga penonton tidak dibiarkan berlarut-larut
dalam persoalan intrik keluarga Ethan, dan tetap menyelipkan perkembangan demi
perkembangan misi Vivi-Ethan. Aksi yang diuber dalam skala menengah pun cukup
efektif membuat penonton meringis dan tidak berkedip—meskipun tidak ada yang
benar-benar memberikan efek decak kagum. McG dan Nesson dapat dikatakan sukses
dalam memadukan sisi drama dan aksi dalam 3 Days to Kill. Meskipun
terbilang sukses, namun misi yang diemban oleh Ethan tidak terlalu dalam
penggaliannya, hanya penjelasan awal singkat, diberikan perintah-perintah,
adegan interogasi yang mampu mengocok perut, dilanjutkan adegan kejar-kejaran
dan baku hantam. Akan lebih menarik, jika digali lebih dalam lagi, mampu
menambah greget penonton dengan aksi yang digelar lebih heboh dan menjadikan 3
Days to Kill sebagai sebuah film yang memang ber-genre aksi—dengan
sisi dramanya dikembangkan dengan sangat baik.
Villain yang dihadirkan sama sekali tidak
mendapat giliran tampil dengan porsi yang cenderung sedikit, dan malah sama
sekali tidak berasa sisi villain-nya. Lawan yang dihadirkan lebih kepada
kecenderungan menenteng label nama “villain” saja. Pesona dan kesan yang
ditinggalkan pun nihil. Ya, Amber Heard memang benar-benar mencuri spotlight
3 Days to Kill. Boleh saja penggalian karakter dari Amber Heard yang
paling lemah dan dangkal di antara para tokoh sentral, namun Amber Heard tetap
mampu tampil charming.
Dalam 3 Days to Kill, memang sisi dramanya-lah
yang membuat film berdurasi 117 menit berjalan dengan menyenangkan, penuh
hiburan, sarat akan permainan emosi, dan sisi aksinya merupakan pendamping
saja. Dibantu dengan sokongan para aktris-aktor dari departemen akting,
terutama chemistry ayah-anak antara Ethan dan Zooey yang terasa begitu
kuat dan mampu membuat penonton tersentuh akan kegigihan dari Ethan untuk
mendekatkan diri dengan anak—dan istrinya kembali. Jika Anda adalah penggemar
film aksi yang dipenuhi dengan aksi gila-gilaan yang memompa adrenalin, sudah
barang pasti, Anda akan dikecewakan oleh 3 Days to Kill. Namun, jika
Anda tidak keberatan dengan sisi drama yang lebih mendominasi atmosfer 3
Days to Kill, maka 3 Days to Kill akan membuat Anda tersenyum saat credit
title mulai bergulir.
best regards,
Erison
Rating:
7/10 stars
Directed by McG | Screenplay Adi
Hasak, Luc Besson (story) | Produced by Bruno Amestoy, Luc Besson, Adi
Hasak, Ryan Kavanaugh, Christophe Lambert, Marc Libert, Virginie Silla | Cast
Kevin Costner, Amber Heard, Hailee Steinfeld, Connie Nielsen, Richard
Sammel, Tómas Lemarquis | Music Guillaume Roussel | Cinematography
Thierry Arbogast | Editing Audrey Simonaud | Casting Justine
Baddeley, Kim Davis-Wagner | Costume Design Olivier Bériot, Roemehl
Hawkins (LA re-shoots) | Production Design Jeremy Cassells, Sébastien
Inizan | Art Direction Natalie Weinmann | Running Time 117
minutes | MPAA Rated PG-13 for intense sequences of violence and
action, some sensuality and language
No comments: