[MOVIE REVIEW] American Hustle
David O. Russell kembali dengan film teranyarnya, American
Hustle, yang—kembali—dengan mudah, berhasil mendapatkan 4 nominasi untuk
departemen akting pada ajang Academy Awards yang digelar bulan Februari lalu,
setelah melakukannya pada Silver Linings Playbook tahun lalu. Sayangnya,
nasib malang menimpa Russell. Dari ke-10 nominasi yang diraih American
Hustle, tak satupun piala prestisius itu dibawa pulang—menjadikan American
Hustle sebagai film ketiga setelah My Man Godfrey (1936) dan Sunset
Boulevard (1950) yang tidak memenangkan satu kategori pun untuk departemen
akting dari 4 nominasi. Namun, American Hustle tetap hadir dengan
memuaskan—meskipun kesan yang ditinggalkannya hanyalah akting brilian dari
Bale, Adams, Lawrence, Cooper, dan Renner. Who steals the show? Jennifer
Lawrence.
Merupakan versi fiksi dari operasi Abscam yang
dilakukan oleh FBI pada akhir tahun 1970-an, American Hustle memulai
kisahnya tentang Irving Rosenfeld (Christian Bale) yang adalah seorang con-artist
sukses dengan menipu orang-orang yang sedang desperate. Di samping itu,
Irving juga membuka jasa laundry, bisnis kaca, dan menjual
lukisan-lukisan palsu. Singkat cerita, Irving bertemu dengan Sydney Prosser
(Amy Adams). Keduanya akhirnya menjadi partner dengan Sydney memakai
nama samaran Lady Edith Greensly—sampai Richie DiMaso (Bradley Cooper), seorang
agen FBI, menangkap keduanya. Berbekal janji Irving untuk membantu Richie
menjebak para pejabat rakus, Irving dan Sydney pun dibebaskan dan dibersihkan
nama baiknya dari segala sepak terjang yang selama ini dilakukan keduanya.
Rencana demi rencana pun dibentuk. Carmine Polito (Jeremy Renner), walikota New
Jersey yang sangat mencintai rakyatnya, juga ikut diperdaya dan dilibatkan
dalam misi Richie.
Seperti biasa, rencana ketiganya tidak berjalan
mulus—malah mulai keluar jalur dan melebar ke mana-mana. Apalagi saat operasi
tersebut mulai menyangkut pautkan bos mafia, Victor Tellagio (Robert DeNiro)
yang berbahaya. Istri Irving, Rosalyn Rosenfeld (Jennifer Lawrence) lambat laun
juga mulai ikut campur—dan bisa saja menjadi satu-satunya orang yang
menyelesaikan atau menghancurkan semuanya.
Jika bukan karena production design era
70-80’an yang senantiasa menghiasa layar dipadu dengan tangkapan kamera yang
bergerak secara dinamis, kostum, tatanan rambut (sempat heran kenapa tidak
mendapatkan nominasi Oscar), dan polesan make-up yang menjadi trademark tersendiri bagi setiap karakter serta
menyegarkan mata (jangan lupakan Amy Adams dan Jennifer Lawrence yang terlihat
begitu menggoda dengan gaun berbelah dada rendah), dan akting top kelas A yang
tak perlu diragukan lagi kualitasnya dari Bale, Adams, Lawrence, Cooper, dan
Renner, visualisasi dari naskah yang ditulis Eric Warren Singer dan David O.
Russell ini dipastikan akan berjalan dengan sangat menjemukan.
Dimulai dari adegan pertama kocak yang
memperlihatkan perubahan fisik dari Christian Bale yang kini menjadi one-pack besar sedang menempelkan rambut
palsu di atas kepalanya yang botak, lagu-lagu tahun 70-an mulai berkumandang.
Harus diakui, penggunaan lagu-lagu tersebut cukup efektif sebagai penyegar
telinga setelah mendengar sederetan dialog-dialog panjang nan cepat yang
dilontarkan para karakter tanpa jeda. Tentu, tidak hanya menyorot bagaimana
operasi yang dilaksanakan Irving, Sydney, dan Richie berlangsung yang menjadi
konflik utama, aspek drama yang sengaja dimunculkan sebagai efek samping dari
kesepakatan yang diambil Irving untuk membersihkan namanya untuk membunuh rasa
bosan akibat alur yang memang berjalan pelan, juga mendapatkan perhatian penuh
dari Singer dan Russell. Ditambah dengan penggalian karakter yang sangat
maksimal dan terasa real, serta
berhasil mengikat penonton pada setiap karakter. Selain itu, porsi penceritaan
yang diberikan pada masing-masing karakter juga telah disusun agar film
berjalan dengan seimbang antara unsur crime-thriller
dan drama. Hal lain yang saya sukai adalah setiap karakter sudah
dipersiapkan untuk memiliki satu adegan masing-masing dimana emosi karakter
tersebut diledakkan habis-habisan.
And let’s talk about the
ensemble cast. Dalam kurun waktu 2 tahun,
David O. Russell dengan mudahnya mendapatkan nominasi di 4 departemen akting
dalam ajang Academy Awards yang terakhir kalinya terjadi 31 tahun yang lalu
pada film Reds di ajang Academy
Awards yang ke-54. American Hustle’s
ensemble cast is one of the best ensemble cast ever. Setiap aktor dan
aktris tampil dengan begitu gemilang. Christian Bale berhasil memerankan sosok
Irving yang tegas, kuat, penyayang, bertanggung jawab, dan berpendirian teguh.
Sydney Prosser atau Lady Edith Greensly yang cantik, cerdas, seksi, menggoda,
cerdik, namun rapuh juga dilakoni Amy Adams tanpa ragu-ragu. Bradley Cooper
sekali lagi membuktikan bahwa ia tidak hanya modal tampang saja dengan visualisasi
dari Richie DiMaso yang obsesif, emosional, dan manipulatif yang meyakinkan.
Jennifer Lawrence kembali dengan peran sebagai wanita "gila" seperti
Tiffany Maxwell yang ia perankan dalam Silver Linings Playbook. Jika
Tiffany mengalami depresi berkepanjangan namun secara kepribadian, terbilang
dewasa, maka Rosalyn adalah lawan katanya—mencoba untuk terlihat dewasa dengan
sikapnya yang masih kekanakan, dan penuh dengan tindakan yang sangat tak
terduga. Segala sumber kesenangan dan tawa yang tersaji dalam American
Hustle bersumber dari Rosalyn. Sebut saja pertengkaran dan semua
perdebatannya dengan Irving yang di satu sisi terasa emosional, juga sekaligus
kocak. Jeremy Renner tampil memuaskan dengan sang walikota New Jersey, Carmine
Polito, yang family-man dan politisi yang menempatkan rakyatnya di
posisi teratas melebihi kepentingan dirinya sendiri. Cameo dari Robert
DeNiro dengan perannya yang kecil sebagai bos mafia yang mematikan, serta
Elisabeth Röhm, istri Carmine, yang meskipun tidak memberikan dampak langsung
terhadap jalannya alur, namun tampil dengan baik sebagai istri seorang politisi
dan ibu rumah tangga yang mencintai keluarga dan setia mendukung suami, juga
menambah kesolidan chemistry yang dijalin oleh ensemble cast dari
American Hustle.
Penggunaan voice-over
yang memang menjadi bagian penting dalam pengembangan konflik dan karakter
dalam American Hustle, kadangkala
harus diakui terkesan sedikit mengganggu dan berisik lantaran intensitas
penggunaan yang kelewat sering. Tetapi, secara keseluruhan, American Hustle adalah sajian film
bergenre crime-thriller yang
menghibur dengan naskah yang ditulis dengan cermat dan dipenuhi dengan twist-twist yang ampuh mengecoh
penonton, sisi drama yang dieksplor secara baik dan seimbang, ensemble cast yang memberikan akting
memuaskan (kapan lagi dapat menyaksikan Christian Bale, Amy Adams, Jennifer
Lawrence, Bradley Cooper, dan Jeremy Renner berkolaborasi dalam satu film?),
namun jauh dari kata orisinal.
best regards,
Erison
Rating:
8/10 stars
Directed by David O. Russell | Screenplay Eric Warren Singer,
David O. Russell | Produced by Matthew Budman, Bradley Cooper, Megan
Ellison | Cast Christian Bale, Amy Adams, Jennifer Lawrence, Bradley
Cooper, Jeremy Renner, Louis C.K. | Music Danny Elfman | Cinematography
Linus Sandgren | Editing Alan Baumgarten, Jay Cassidy, Crispin
Struthers | Casting Lindsay Graham, Mary Vernieu | Production Design Judy
Becker | Costume Design Michael Wilkinson | Art Decoration Jesse
Rosenthal | Set Decoration Heather Loeffler | MPAA Rated R for
pervasive language, some sexual content, and brief violence | Running Time 138
minutes | Nominated for 10 Oscars
No comments: