[CHARACTERS REVIEW] Silver Linings Playbook



Berhubung sudah melewati masa-masa sulit dan sedikit membuat stres (baca: Ujian Nasional), saatnya kembali aktif dengan blog yang terbengkalai selama hampir 1 bulan ini. Sebenarnya, saya kepingin me-review film dan buku, tetapi berhubung belum sempat ke toko buku dan bioskop, alhasil untuk posting-an kali ini, saya akan me-review penampilan masing-masing aktris / aktor di dalam film Silver Linings Playbook, adaptasi dari novel The Silver Linings Playbook karya Matthew Quick. Baiklah, daripada ngerocos tak jelas lagi dan melebar ke segala arah, berikut review versi saya untuk masing-masing pemeran dalam memainkan perannya.

Yang pertama dieksekusi:
BRADLEY COOPER as Pat Salatano
Pat diceritakan menderita Bipolar Disorder, memiliki ambisi menggebu-gebu untuk kembali dengan istrinya lagi, Nikki, sehingga rela melakukan apa saja yang diinginkan istrinya, blak-blakan. Bradley Cooper yang bisa dijumpai di seri The Hangover dan film Limitless berhasil membawakan karakter Pat ke dunia visual dengan sangat baik. Keinginan Pat yang ingin kembali dengan istrinya berhasil digambarkan Cooper. Nominasi Oscar pertama pun berhasil diraih Bradley Cooper, meskipun Daniel Day-Lewis berhasil memenangkan Piala Oscar dengan memerankan Abraham Lincoln di film Lincoln. Mari kita tunggu sepak terjang Bradley Cooper di film Serena dan American Hustle dimana dia akan beradu akting dengan Jennifer Lawrence lagi. Mengingat chemistry mereka berdua yang sangat-sangat kuat, kemungkinan mereka akan memperoleh nominasi Oscar lagi tidak dapat terelakkan.
Adegan paling kuat: Untuk adegan paling baik yang berhasil digambarkan Cooper untuk Pat adalah adegan dimana Pat mencari-cari video pernikahannya, hingga membuat seluruh tetangganya bangun. Adegan itu benar-benar sangat terlihat nyata dan realistis, tidak dibuat-buat. Kedua, saat Pat mendapat “surat dari Nikki” (kenapa saya kasih tanda kutip? Untuk menghindari spoiler yang lebih besar lagi, hihi). Two thumbs up!

Yang kedua:
JENNIFER LAWRENCE as Tiffany Maxwell
Tiffany digambarkan memiliki watak yang mudah tersinggung, memiliki suami yang sudah meninggal yang membuatnya menjadi depresi, mudah bergaul, blak-blakan, sulit membuka diri untuk orang lain, disiplin, dan bertanggung jawab. Jennifer Lawrence yang kariernya makin menanjak setelah mendapatkan nominasi Oscar pertamanya di film Winter’s Bone (namun dikalahkan Natalie Portman yang bermain cantik di Black Swan) dan mendapat peran Katniss Everdeen dalam film The Hunger Games, adaptasi novel trilogi The Hunger Games karya Suzanne Collins, kembali menunjukkan kemampuan aktingnya yang mumpuni lewat karakter Tiffany Maxwell. Kemunculannya setelah film berjalan selama kurang lebih 20 menit membuat saya langsung membuka mata lebar-lebar. Meskipun beradu akting dengan Bradley Cooper yang usianya melampaui Jennifer, Jennifer tetap menunjukkan kualitasnya dengan baik. Semua karakter Tiffany baik outlook maupun sifatnya ditampilkan Jennifer dengan realistis. Tak heran, Jennifer berhasil membawa pulang Piala Oscar pertamanya dan “membantai” lawannya, antara lain Jessica Chastain (Zero Dark Thirty), Naomi Watts (The Impossible), Emmanuelle Riva (Amour), dan Quvenzhane Wallis, yang baru berusia 9 tahun!!!! (Beasts of the Southern Wild). Melihat kepribadiannya di dunia nyata yang sangat down-to-earth, ramah, murah senyum, dan hilarious, saya menganga melihat Jennifer yang bertransformasi menjadi Tiffany.
Adegan paling kuat: Saat Tiffany dan Pat sedang makan malam (tidak bisa dibilang makan malam sih, Pat cuma pesen Raisin Bran, sementara Tiffany cuma mesen teh) dan Pat mengiyakan pentanyaan Tiffany bahwa Tiffany jauh lebih “gila” dibanding Pat. Tiffany langsung meledak. Jennifer membawa karakter Tiffany dengan sangat-sangat-sangat cantik. “I’m just the crazy slut with a dead husband!”.  Saya bahkan berkali-kali menonton ulang video-video wawancara Jennifer di berbagai acara lalu menonton potongon klip saat Tiffany dan Pat makan malam, dan saya mengacungkan jempol untuk Jennifer. Kedua, saat di depan bioskop, beberapa menit setelah adegan di restoran dimana Pat mengejar Tiffany untuk menjelaskan semuanya. Tiffany kembali meledak. “I opened up to you and then you judged me. You are an a**h**e. You are an a**h**e! Get off of me! Get off! You’re harassing me! He’s harassing me!”. Waaaaa, saya makin jatuh cinta kepadamu, Jennifer!!!! XD

Trivia:
Jennifer Lawrence bertemu dengan Robert De Niro, Jacki Weaver, dan Bradley Cooper pada waktu yang sama. Saat bertemu, Jennifer langsung mendekati Jacki, “I was like, “I love Animal Kingdom! I love you!”. XD

Yang ketiga:
JACKI WEAVER as Dolores
Jacki Weaver yang memperoleh nominasi Oscar pertamanya lewat aktingnya di film Animal Kingdom memainkan karakter ibu seorang anak yang mengidap Bipolar Disorder dan istri dari seorang suami penggila Philadelphia Eagles dengan cemerlang. Saya bisa merasakan perasaan yang dirasakan Dolores melihat anaknya “kembali” dengan perantara Jacki. Seringkali Dolores yang menjadi penengah antara Pat Sr. (Robert De Niro) dan Pat Jr. Tak heran jika Jacki kembali mendapatkan nominasi Oscar keduanya untuk perannya di film ini (namun Anne Hathaway yang memerankan Fantine di Les Miserables berhasil menyabet Piala Oscar pertamanya).
Adegan paling kuat: Saat Dolores menjadi penengah antara Pat Sr. dan Pat Jr. yang sedang “bertengkar”. Kemudian, saat Pat mengundurkan diri dari kompetisi dansa dan Tiffany serta Pat Sr. memaksa Dolores untuk setuju mengatakan pada Pat bahwa Nikki akan menghadiri perlombaan tersebut (awalnya cuma bohongan, namun nyatanya Nikki beneran hadir tanpa sepengetahuan mereka). Sangat terlihat seorang ibu yang sangat senang melihat anaknya kembali dan sangat menyayangi anaknya.

Trivia:
Jacki Weaver saat disela-sela syuting adegan kompetisi dansa, menghitung nilai-nilai dari keempat juri yang diperoleh oleh Pat dan Tiffany. Keempat juri terus memegang nilai-nilai tersebut. Jadi, Jacki mencoba menghitung rata-rata dari keempat nilai tersebut dan ternyata tidak mencapai nilai 5,0, dimana nilai rata-ratanya harus 5,0. Jadi, Jacki melaporkan hal tersebut dan bisa dibilang, “So, yeah, I saved the film.”. :D

Yang keempat:
ROBERT DE NIRO as Patrizio
Sebagai pencinta film, siapa yang tidak tahu Robert De Niro? Robert De Niro menunjukkan eksistensinya lagi dalam film Silver Linings Playbook. Patrizio atau Pat Sr. digambarkan mengidap OCD, penggila klub Eagles, ingin menghabiskan waktu lebih banyak dengan Pat, dan seorang kepala keluarga yang menyayangi keluarganya dan ingin keluarganya harmonis. Robert De Niro sangat-sangat-sangat berhasil membawakan karakter Patrizio. OCD, kegilaannya terhadap klub sepakbola Eagles, berhasil ditunjukkan oleh Robert De Niro. Dan saya sangat senang sekali, Jennifer, Cooper, Jacki, dan Robert De Nir, berhasil mendapatkan nominasi Oscar untuk keempat departemen akting.
Adegan paling kuat: Saat Eagles kalah melawan New York Giants, dan Pat Sr. memarahi habis-habisan Pat Jr., Jake (kakak Pat), dan teman-temannya karena bertengkar di stadium yang fuck up Eagles’ juju di pertandingan tersebut.

Oke, sekian dulu review saya mengenai keempat pemeran utama dalam film Silver Linings Playbook yang berhasil menyabet 8 nominasi Oscar, termasuk Best Picture, dan berhasil membawa pulang satu Piala Oscar, yaitu Jennifer Lawrence untuk kategori Best Actress.

Adegan-adegan TERBAIK dalam film ini:
1. Adegan dansa Pat dengan Tiffany di kompetisi dansa di Benjamin Franklin Hotel.
2. Satu adegan sebelum mencapai ending film ini yang harus saya rahasiakan demi menghindari spoiler yang besar.
3. Adegan Pat dan Tiffany di restoran.
4. Adegan Pat mencari-cari video pernikahannya.
5. Adegan saat Tiffany dan Pat Sr. berdebat.

Silver Linings Playbook adalah salah satu film terbaik yang pernah saya tonton dan film rom-com terbaik yang pernah saya nikmati. Termasuk salah satu film yang membuat saya ingin nonton dan nonton lagi. Salut untuk sang sutradara, David O. Russell, seluruh kru, dan para pemain yang memaikan karakter masing-masing dengan brilian. :)

best regards,
Erison

No comments:

Powered by Blogger.